Lack of Knowing About Myself

3:08 AM

Tadi malam (21 September 2015) gue chatting sama seorang (yang gue coba anggap sebagai) sahabat sekaligus kakak. Awalnya gue cuma complaint sama dia karena dia kayak ga ngaku gitu loh ke teman gue (dan dia) kalo dia dapat beasiswa LPDP. Yang akhirnya jadi chattingan berbobot penuh makna ditengah malam saat gue ga bisa tidur. Hahahaha


Seperti yang awal gue cerita. Gue dan dia kan lagi ngebahas scholars gitu kan. Trus dia ada bilang (kurang-lebih) kayak gini :


D         : "ayok atuh disiapin jugak."
G         : "Bingung harus nyiapin yang mana? Buku IELTS gue aja ketinggalan di kost-an cici gue"
D  : "disiapin niat, sama target. Masa depan. Mau jadi apa."

Dan gue benar-benar merasa tertampar sama pernyataan dia yang terakhir. I felt like I don't know nothing. Gue punya target secara global : bahagian orang tua terutama mama. Trus jadi orang 'sukses'. Yang jujur, gue juga belum tahu definisi sukses yang gue harapkan itu seperti apa?  Gue juga gatau langkah konkret apa yang harus disiapin. Dan gue masih yg kayak dipersimpangan antara mau ke kiri atau ke kanan, mau hitam atau putih. Karena jujur aja,  gue masih belum tau 'akan menjadi apa gue di masa depan'. In fact, gue masih berharap bisa menjadi bagian dari penegak hukum di Indonesia nantinya. Which is udah impossible banget buat gue raih. Selain karena background study & pekerjaan gue yang ga nyambung, bokap gue selalu menolak kalo gue bilang 'munty pengen sekolah hukum, Yah!" And, voila! Gue selalu adu pendapat yang ujung-ujungnya jadi ribut sama bokap -_-

Sempat gue berpikir apa gue ganti haluan aja kali ya? Benar-benar mencoba untuk 'Love what I do' ! I've tried. Sedikit-sedikit, gue mulai menyukai pekerjaan gue. Tapi kecintaan gue sama hukum masih lebih besar dibandingkan sama economic/business. Dan gue belum bisa menyimpulkan apakah gue akan benar-benar melepas impian gue dari SD itu atau gimana? Masih bingung dan belum sempat untuk mikirin lebih lanjut dikarenakan deadline yang tak kunjung usai (oke. Gue curhat).

Selain pernyataan diatas tadi, ada juga pernyataan lain yang sangat amat menusuk (mungkin kalian anggap gue lebay. But trust me. That's what I felt, when I was read that.)
D                   : "Kontemplasi lah. Menyendiri."
G            : "Hmmm gue kan selalu menyendiri kakak hahaha. Malah gue ga mau menyediri. Yg ada bikin gue sedih. Yang ada bikin gue negatif thinking, yang ada bikin gue selalu ngeluh sama Tuhan."
D         : "Menyendiri. Tapi ga kenal diri sendiri. Kan sama aja"

Damn you are! Lagi-lagi dia ngeluarin pernyataan yang gue gatau harus jawab kayak gimana. Lagi-lagi dia ngasih pernyataan yang benar-benar bikin gue kayak stuck di detik itu juga. Dan mikir 'apa iya yah gue ga kenal diri gue sendiri? Masa sih gue udah hidup hampir 20 tahun, tapi ga kenal diri sendiri? Segitu hopeless nya kah gue sampe-sampe gue gatau diri gue sendiri?' Semua pertanyaan & pernyataan itu terus berputar di otak gue hingga detik ini.
Daaannnnn hingga postingan ini gue tulis pun, gue masih belum bisa jawab semua (entahlah) pernyataan atau pertanyaan yang gue keluarkan untuk diri gue sendiri.
Doain ya, biar gue bisa cepat-cepat menjawab semua pernyataan dan pertanyaan yang gue keluarkan itu.

Ohiya, dia juga nyuruh gue baca link ini http://zenhabits.net/start/ (gue baru baca yang bagian 'Breath' itu bagus. Pengen ulang-ulang terus bacanya hahaha) semoga bermanfaat link nya untuk teman-teman (yang mungkin) juga belum mengetahui dirinya sendiri secara utuh :)






P.s:

Thank you for always support me.
Thank you for being honest & nice to me.
Maaf untuk setiap sikap gue, yang suka marah-marah ga jelas sama lo kalo gue lagi bete kak :')
Good luck buat lo, doa gue selalu menyertai lo :')








        With love,


You Might Also Like

0 comments

Subscribe