Pertengahan bulan May 2019 bukanlah pertama kalinya untuk
gue pergi ke Surabaya. Sejak 2016, Surabaya itu sudah menjadi bagian hidup gue
wkwkw karena ya memang sering banget kesana untuk business trip. Tapi perjalanan kali ini rasanya malaaaaaas banget
dan super mendadak. Padahal seminggu sebelumnya baru balik dari Surabaya. Long short story, ke Surabaya kali ini kebagian di weekend hingga waktu yang
belum tau kapan gue balik ke Jakarta. Disana ngapain? Ya sama aja kayak kerja
di Jakarta, buat PO, meeting, check harga sayuran disana, dsbnya. Gue berangkat
itu hari Sabtu pagi, trus kerja sampai sore. Minggu nya, karena tim penerimaan
banyak yang libur dan kondisi kantor yang tidak memungkinkan pasca musibah yang
terjadi, maka gue memutuskan untuk stand by di Hotel. Tiba-tiba SAP nya error,
jadilah memutuskan untuk keliling Surabaya (finally!!! Yeayyy)
Sekitar jam 12 siang gue keluar hotel menuju House of
Sampoerna, karena mau naik bus Surabaya Heritage Track! Awalnya pun rada mager,
karena puanase poll! Mana lagi puasa wkwk, tapi ya gimana gue ngerasa saying
juga kalau hanya stay di hotel. Akhirnya sampailah HOS dan itu pas banget udah
jam 12.45, waktu nya kumpul sebelum bus berangkat. Rute nya? Gue gatau kemana,
ikut aja dulu hehehe Ternyata rute siang itu adalah ke Museum 10 November dan
Kantor PTPN XI. Seru? Banget!!
Museum 10 November
Di
museum ini terdapat Monumen Tugu Pahlaawan, dimana peletakkan batu pertama
dilakukan pada tanggal 10 November 1951 dan mulai diresmikan pada tahun 1953.
Dibelakang Monumen ini terdapat kuburan masal ribuan pahlawan tanpa nama.
Didalam museum banyak dijelaskan mengenai sejarah pertempuran Surabaya. Ada
diorama pidato Bung Tomo yang membakar semangat Rakyat Surabaya, ada juga peta
jalur evakuasi, sejarah rumah sakit simpang, dsbnya.
Gedung PTPN XI
Gedung ini adalah bangunan bekas Belanda. Arsitekturnya
sangat ciamik memanjakan mata. Porcelain nya di impor langsug dari Delft,
Belanda. Sebenarnya tour guide kemarin juga ada bahas masalah arsitekturnya,
tapi gue lupa apa nama teknik bangunannya. Intinya bangunan itu, ga langsung
dibuat sekaligus, tapi sebagian – sebagian seperti puzzle (lego) karena Belanda
tau tanah di jawa terutama Utara itu sangat labil dan memiliki banyak sekali
aktifitas gunung berapi. Sehingga akan mengurangi gesekan saat terjadinya
gempa. Arsitektur gedung PTPN XI adalah Hulswit, Fermont dan Ed. Cuypers.
Gedung ini menggabungkan gaya Eropa dengan ornament atau ukiran ala Keraton.
Bangunan ini juga memiliki sejarah untuk pertempuran Surabaya,
dimana sebagai tempat dilakukannya perundingan antara A.W.S Mallaby (Tentara
Inggris) dengan pihak Surabaya yang diwakili oleh Prof. Moestopo yang merupakan
seorang dokter gigi. Dari pertemuan tersebut, terdapat 3 point perjanjian yang
kemudian di langgar seluruhnya oleh Inggris, yaitu: (1) Tidak boleh adanya
tentara Belanda pada pasukkan Inggris. Faktanya Inggris membebaskan Kapten
Belanda. (2) Inggris hanya boleh menempati tempat – tempat tertentu seperti
gedung PTPN XI dan Gedung Internatio. Namun, mereka juga menempati Rumah Sakit
Darmo dimana itu adalah zona netral. (3) Inggris hanya akan melucuti senjata
prajurit Jepang. Faktanya mereka juga melucuti senjata milik Arek-Arek Suroboyo.