Fallin Surabaya - Part 1

9:29 AM


Pertengahan bulan May 2019 bukanlah pertama kalinya untuk gue pergi ke Surabaya. Sejak 2016, Surabaya itu sudah menjadi bagian hidup gue wkwkw karena ya memang sering banget kesana untuk business trip. Tapi perjalanan kali ini rasanya malaaaaaas banget dan super mendadak. Padahal seminggu sebelumnya baru balik dari Surabaya. Long short story, ke Surabaya kali ini kebagian di weekend hingga waktu yang belum tau kapan gue balik ke Jakarta. Disana ngapain? Ya sama aja kayak kerja di Jakarta, buat PO, meeting, check harga sayuran disana, dsbnya. Gue berangkat itu hari Sabtu pagi, trus kerja sampai sore. Minggu nya, karena tim penerimaan banyak yang libur dan kondisi kantor yang tidak memungkinkan pasca musibah yang terjadi, maka gue memutuskan untuk stand by di Hotel. Tiba-tiba SAP nya error, jadilah memutuskan untuk keliling Surabaya (finally!!! Yeayyy)
Sekitar jam 12 siang gue keluar hotel menuju House of Sampoerna, karena mau naik bus Surabaya Heritage Track! Awalnya pun rada mager, karena puanase poll! Mana lagi puasa wkwk, tapi ya gimana gue ngerasa saying juga kalau hanya stay di hotel. Akhirnya sampailah HOS dan itu pas banget udah jam 12.45, waktu nya kumpul sebelum bus berangkat. Rute nya? Gue gatau kemana, ikut aja dulu hehehe Ternyata rute siang itu adalah ke Museum 10 November dan Kantor PTPN XI. Seru? Banget!!



Museum 10 November
Di museum ini terdapat Monumen Tugu Pahlaawan, dimana peletakkan batu pertama dilakukan pada tanggal 10 November 1951 dan mulai diresmikan pada tahun 1953. Dibelakang Monumen ini terdapat kuburan masal ribuan pahlawan tanpa nama. Didalam museum banyak dijelaskan mengenai sejarah pertempuran Surabaya. Ada diorama pidato Bung Tomo yang membakar semangat Rakyat Surabaya, ada juga peta jalur evakuasi, sejarah rumah sakit simpang, dsbnya.












Gedung PTPN XI



Gedung ini adalah bangunan bekas Belanda. Arsitekturnya sangat ciamik memanjakan mata. Porcelain nya di impor langsug dari Delft, Belanda. Sebenarnya tour guide kemarin juga ada bahas masalah arsitekturnya, tapi gue lupa apa nama teknik bangunannya. Intinya bangunan itu, ga langsung dibuat sekaligus, tapi sebagian – sebagian seperti puzzle (lego) karena Belanda tau tanah di jawa terutama Utara itu sangat labil dan memiliki banyak sekali aktifitas gunung berapi. Sehingga akan mengurangi gesekan saat terjadinya gempa. Arsitektur gedung PTPN XI adalah Hulswit, Fermont dan Ed. Cuypers. Gedung ini menggabungkan gaya Eropa dengan ornament atau ukiran ala Keraton.
Bangunan ini juga memiliki sejarah untuk pertempuran Surabaya, dimana sebagai tempat dilakukannya perundingan antara A.W.S Mallaby (Tentara Inggris) dengan pihak Surabaya yang diwakili oleh Prof. Moestopo yang merupakan seorang dokter gigi. Dari pertemuan tersebut, terdapat 3 point perjanjian yang kemudian di langgar seluruhnya oleh Inggris, yaitu: (1) Tidak boleh adanya tentara Belanda pada pasukkan Inggris. Faktanya Inggris membebaskan Kapten Belanda. (2) Inggris hanya boleh menempati tempat – tempat tertentu seperti gedung PTPN XI dan Gedung Internatio. Namun, mereka juga menempati Rumah Sakit Darmo dimana itu adalah zona netral. (3) Inggris hanya akan melucuti senjata prajurit Jepang. Faktanya mereka juga melucuti senjata milik Arek-Arek Suroboyo.
















Karena pas diperjalanan tadi Mas tour guide-nya ada info tour bus yang disediakan pemkot, tertariklah gue untuk kesana. Tapi gatau Balai Pemuda itu dimana, dengan sedikit sksd gue akhirnya ngajak bareng Mba & Mas yang tadi terlihat excited untuk ikut city tour bus tsb. Sesampainya di HOS, kami bertiga –ohya namanya Dinda & Saka- ke antrian tiket, berharap masih ada agar bisa ikut tour SHT sesi sore yang akan membahas sejarah keraton Surabaya (alias ga jadi ikut city tour bus nya pemkot). Iyaa, ga salah baca kok! Ternyata, Surabaya juga punya keraton guys! Kira-kira gue, Dinda & Saka dapat tiket tour nya lagi ga ya? Penasaran? Tunggu postingan selanjutnya ya, mau nugas dulu hehehe





             Love,

You Might Also Like

0 comments

Subscribe